Oleh Humas Perumda Air Minum Tirta Raharja 16 Feb 2015 | Dibaca : 3.163 Kali
Dalam pertemuan dengan wakil presiden Yusuf Kalla, Ketua Umum PERPAMSI, Rudie Kusmayadi yang juga merupakan Direktur Utama PDAM Tirta Raharja,menyampaikan lima kendala yang dihadapi PDAM saat ini, yakin kurangnya pasokan air baku , komitmen beberapa kepala daerah yang rendah,regulasi yang kurang mendukung,utang jangka panjang,dan beban tarif tenaga listrik.Selain itu,disampaikan juga data terkini kondisi PDAM.
Terkait kendala air baku yang hampir dirasakan oleh seluruh PDAM baik dari segi kualitas,PERPAMSI mengajukan tiga usulan,yaitu penambahan atau pembangunan waduk-dengan prioritas untuk air minum,regionalsiasi,SPAM,dan usulan mengenai PP yang mengatur hak guna air.PERPAMSI juga meminta agar peran yang dijalankan PJT 1 dan PJT 2 bisa maksimal dengan fokus di air baku,tidak ke air minum (pelayanan ke rumah - rumah). Karenanya diperlukan revisi PP terkait PJT 1 dan PJT 2.Terkait kuantitas dan kualitas air baku yang menurun karena kerusakan daerah hulu dan pencemaran,PERPAMSI mengusulkan perlu pendekatan baru yakin Water Cycle Management (dari hulu-hilir satu kebijakan,satu manajemen).
Isu kedua adalah terkait dengan komitmen beberapa kepala daerah.Menyangkut kebijakan tarif air minum yang kental aroma politik,support pendanaan (APBD) rendah,dan penunjukan direksi yang kurang pas.Karena itu,PERPAMSI mengusulkan air minum menjadi salah satu unsur penilaian kepala daerah,ada standardisasi tarif nasional atau regulasi tarif minimal diatur dalam PP.Sebagai cacatan,tarif jalan tol saja diatur dalam undang-undang.
Ketua Umum PERPAMSI, Rudie Kusmayadi didampingi Wakil Ketua Umum Muslih, Sekretaris Umum Ashari Mardiono, Ketua DPP PERPAMSI Bidang Advokasi Benny Ardianto, Direktur Eksekutif Subekti dan turut serta Dirut PAM Jaya Sri Widayanto Kaderi.
Sumber : Majalah Air Minum edisi 232 Januari 2015